Pengguna komputer Macintosh (Mac) tidak akan menyangkal bahwa iTunes adalah sebuah aplikasi pemutar musik terdahsyat di dunia Mac. Lebih dari sekadar aplikasi pemutar musik, iTunes pun berfungsi sebagai aplikasi sinkronisasi bagi iPod, iPhone dan iPad. Selain itu, iTunes menyediakan akses menuju iTunes Store di mana pengguna dapat membeli dan mengunduh musik legal langsung ke dalam Mac. Fitur lainnya, seperti radio, podcast, TV shows dan sebagainya juga terintegrasi penuh di dalam aplikasi ini.
Akan tetapi, kelengkapan fitur tersebut justru menjadi masalah ketika berhadapan dengan faktor memori. iTunes rupanya cukup rakus memakan memori sehingga dapat memperberat kinerja Mac. Maka dari itu, banyak developer berupaya membuat aplikasi alternatif untuk memutar musik di Mac.
Di antara sekian banyak aplikasi alternatif untuk memutar musik di Mac, Vox (voxapp.uni.cc/) dapat dikatakan sebagai salah satu aplikasi yang layak dilirik. Selain sangat ringan dalam hal penggunaan memori, aplikasi yang hanya berukuran sekitar 5 MB ini juga memiliki kelengkapan standar sebagai sebuah aplikasi pemutar musik. Kelengkapan itu antara lain 10-band equalizer dengan belasan preset, pengatur sound effect (time, pitch, chorus, dsb.), playlist dan fasilitas exporter (pengubah format musik). Selain itu, Vox juga memiliki beberapa opsi sederhana namun cukup bermanfaat bagi pengguna.
Salah satunya adalah opsi untuk menampilkan controller (tombol play, pause, next, dan sebagainya) di menubar. Dengan ini pengguna dapat mengendalikan pemutaran musik tanpa harus mengaktifkan jendela utama Vox. Vox juga dapat dikonfigurasi untuk menampilkan durasi lagu dalam bentuk icon badge di dock icon Vox. Ini berguna untuk mengetahui durasi lagu dan sejauh mana lagu tersebut sudah diputar. Fitur lain yang menarik adalah dukungan akses ke Last.fm dan dukungan notifikasi melalui aplikasi Growl.
Berbicara mengenai performa, kualitas bunyi yang dihasilkan Vox mungkin terbilang kurang mantap dibanding iTunes. Akan tetapi, jika equalizer diaktifkan, bunyi yang keluar pun akan terdengar mampu bersaing dengan iTunes. Apalagi jika ditambah dengan fitur sound effect, bunyi musik yang muncul pun akan terasa lebih unik. Selain itu, tidak seperti iTunes, Vox mendukung lebih banyak format musik, antara lain FLAC, MP3, AAC, Musepack, Monkey's Audio, OGG Vorbis, Apple Lossless, AIFF, WAV, IT, MOD, XM, dan sebagainya.
Meski begitu, sebagaimana aplikasi-aplikasi lain, Vox juga memiliki kelemahan. Vox tidak mendukung sistem music library seperti iTunes dan hal ini bisa menjadi sesuatu yang menyebalkan bagi pecinta sistem music library. Alih-alih menggunakan sistem itu, Vox menggunakan sistem playlist seperti yang lazim digunakan program pemutar musik di dunia Windows. Lebih buruknya lagi, playlist Vox hanya mendukung pemutaran musik yang berada di dalam satu folder saja. Ini tentu cukup merepotkan pengguna yang ingin memutar musik secara lintas folder.
Untungnya, usia Vox yang masih terbilang muda (versi terbarunya adalah Vox 0.2) memungkinkannya untuk dikembangkan lebih jauh. Apalagi dengan statusnya sebagai aplikasi gratis, bukan suatu hal yang mustahil apabila nantinya banyak pengguna Mac yang akan menyukainya dan menyarankan berbagai tambahan fitur kepada pihak developernya.
Akan tetapi, kelengkapan fitur tersebut justru menjadi masalah ketika berhadapan dengan faktor memori. iTunes rupanya cukup rakus memakan memori sehingga dapat memperberat kinerja Mac. Maka dari itu, banyak developer berupaya membuat aplikasi alternatif untuk memutar musik di Mac.
Di antara sekian banyak aplikasi alternatif untuk memutar musik di Mac, Vox (voxapp.uni.cc/) dapat dikatakan sebagai salah satu aplikasi yang layak dilirik. Selain sangat ringan dalam hal penggunaan memori, aplikasi yang hanya berukuran sekitar 5 MB ini juga memiliki kelengkapan standar sebagai sebuah aplikasi pemutar musik. Kelengkapan itu antara lain 10-band equalizer dengan belasan preset, pengatur sound effect (time, pitch, chorus, dsb.), playlist dan fasilitas exporter (pengubah format musik). Selain itu, Vox juga memiliki beberapa opsi sederhana namun cukup bermanfaat bagi pengguna.
Salah satunya adalah opsi untuk menampilkan controller (tombol play, pause, next, dan sebagainya) di menubar. Dengan ini pengguna dapat mengendalikan pemutaran musik tanpa harus mengaktifkan jendela utama Vox. Vox juga dapat dikonfigurasi untuk menampilkan durasi lagu dalam bentuk icon badge di dock icon Vox. Ini berguna untuk mengetahui durasi lagu dan sejauh mana lagu tersebut sudah diputar. Fitur lain yang menarik adalah dukungan akses ke Last.fm dan dukungan notifikasi melalui aplikasi Growl.
Nama Penulis: Ockiarawan, Tanggal terbit: 6 Agustus 2011
Didukung oleh: Central Programmer,
<a href="http://centralprogrammer.com">Central Programmer</a>
Didukung oleh: Central Programmer,
<a href="http://centralprogrammer.com">Central Programmer</a>
Berbicara mengenai performa, kualitas bunyi yang dihasilkan Vox mungkin terbilang kurang mantap dibanding iTunes. Akan tetapi, jika equalizer diaktifkan, bunyi yang keluar pun akan terdengar mampu bersaing dengan iTunes. Apalagi jika ditambah dengan fitur sound effect, bunyi musik yang muncul pun akan terasa lebih unik. Selain itu, tidak seperti iTunes, Vox mendukung lebih banyak format musik, antara lain FLAC, MP3, AAC, Musepack, Monkey's Audio, OGG Vorbis, Apple Lossless, AIFF, WAV, IT, MOD, XM, dan sebagainya.
Meski begitu, sebagaimana aplikasi-aplikasi lain, Vox juga memiliki kelemahan. Vox tidak mendukung sistem music library seperti iTunes dan hal ini bisa menjadi sesuatu yang menyebalkan bagi pecinta sistem music library. Alih-alih menggunakan sistem itu, Vox menggunakan sistem playlist seperti yang lazim digunakan program pemutar musik di dunia Windows. Lebih buruknya lagi, playlist Vox hanya mendukung pemutaran musik yang berada di dalam satu folder saja. Ini tentu cukup merepotkan pengguna yang ingin memutar musik secara lintas folder.
Untungnya, usia Vox yang masih terbilang muda (versi terbarunya adalah Vox 0.2) memungkinkannya untuk dikembangkan lebih jauh. Apalagi dengan statusnya sebagai aplikasi gratis, bukan suatu hal yang mustahil apabila nantinya banyak pengguna Mac yang akan menyukainya dan menyarankan berbagai tambahan fitur kepada pihak developernya.
Ingin mendapatkan artikel seperti ini? Silahkan masukkan alamat email Anda untuk berlangganan.
Privacy guaranteed. We'll never share your info.